Cirebon, intelmedia.co.id – Usai diguyur hujan dengan intensitas sedang, gapura tradisional di Alun-alun Pataraksa ambruk pada Selasa malam (2/1/2024).
Paginya, Bupati Cirebon, Drs. H. Imron, M.Ag., langsung inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi kejadian, Rabu (3/1/2024).
Bupati Imron mengaku kecewa dengan hasil pembangunan Alun-alun Pataraksa, yang tepat berada di depan Kantor Bupati Cirebon dan Kantor DPRD Kabupaten Cirebon.
“Jelas kecewa, pekerjaannya asal-asalan. Saya minta dinas terkait untuk mengevaluasinya,” tukas Imron.
Ia meminta kepada penyedia atau kontraktor untuk membangun ulang gapura tradisional yang ambruk. “Harus dibangun ulang. Bila perlu, yang ambruk satu gapura, tapi saya minta kedua gapura dibangun ulang,” pintanya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Cirebon, Iwan Ridwan Hardiawan, S.Sos., M.Si., mengatakan, terkait ambruknya gapura tersebut, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengawas kegiatan.
Iwan mengaku, selama ini laporan dari pengawas kegiatan melaporkan bahwa pekerjaan sudah sesuai dengan spek yang sudah direncanakan.
“Karena ini masih masa pemeliharaan sampai tanggal 27 April 2024, saya minta penyedia atau kontraktor untuk segera bertanggungjawab terkait kerusakan ini,” kata Iwan.
Tentunya, lanjut Iwan, pihaknya akan melakukan evaluasi total terkait ambruknya gapura tradisional yang ada di Alun-alun Pataraksa.
“Saya minta kepada penyedia untuk mengganti semua gapura tradisionalnya. Dibangun dari awal dan harus sesuai dengan gambar awal,” lanjutnya.
Hasil rapat dengan konsultan serta pelaksana, Iwan menambahkan, pihak pelaksana, yaitu PT. Caesar Utama Karya, sanggup dan bertanggungjawab untuk membangun kembali gapura yang ambruk.
Kedua, pihak konsultan pengawas sanggup mengawasi pelaksanaan pembangunan kembali gapura, tanpa ada biaya pengawasan dari Pemda.
“Ketiga, hasil analisa terhadap kejadian rubuhnya gapura, dimungkinkan karena ada pergerakan batu dalam gapura, yang mengakibatkan masuknya air ke dalam gapura. Pergerakan tersebut menyebabkan batu mendorong dinding bata,” jelas Iwan.
Ia menambahkan, pembangunan Alun-alun Pataraksa ini telah menelan anggaran Rp15,7 miliar lebih, yang bersumber dari Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat.
Tahap pertama, kata Iwan, tahun 2021 Rp11,6 miliar, kemudian dilanjutkan tahap kedua pada tahun 2023 dengan anggaran Rp4,1 miliar.
“Yang tahap pertama adalah pekerjaan konstruksi, dan tahap kedua untuk pekerjaan finishing. Termasuk gapura tradisional yang saat ini ambruk senilai Rp226 juta, dan gapura modern yang terletak di depan pintu masuk Alun-alun Pataraksa,” tambahnya.
(Fjr)