Pemerintah Rohul Targetkan Peringkat 3 Besar dalam Penilaian Kinerja Konvergensi Stunting

Uncategorized133 Dilihat

Rokan Hulu, intelmedia.co.id – Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu menargetkan posisi tiga besar dalam penilaian kinerja pelaksanaan aksi konvergensi percepatan penurunan stunting tingkat Provinsi Riau. Target ambisius ini disampaikan dalam rapat persiapan yang dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Rokan Hulu, Muhammad Zaki, SSTP, M.Si, bertempat di Aula Lantai II Kantor Bappeda Rokan Hulu, Selasa (3/6/2025).

Rapat ini turut dihadiri oleh Kepala Bappeda Rohul Drs. H. Yusmar, M.Si, Sekretaris TPPS Rohul dr. Bambang Triono, serta seluruh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Rokan Hulu.

Dalam sambutannya, Sekda Zaki menegaskan bahwa penurunan angka stunting menjadi prioritas utama Pemerintah Daerah. Pada tahun 2025, Rohul menargetkan prevalensi stunting turun menjadi 14 persen, selaras dengan target nasional di bawah 18 persen. Sebelumnya, pada tahun 2024, angka stunting di Rohul tercatat sebesar 15,9 persen dan pada awal tahun 2025 kembali turun menjadi 14,7 persen.

“Target nasional pasca pemerintahan baru adalah di bawah 18 persen untuk 2025, dan 14 persen pada 2029. Kita di Rokan Hulu saat ini sudah mencapai 14,7 persen. Ini menunjukkan tren yang sangat positif, dan tugas kita adalah menjaga tren ini terus menurun,” ujarnya.

Terkait penilaian kinerja aksi konvergensi, Zaki menekankan pentingnya inovasi, strategi yang tepat, serta kelengkapan dan akurasi data yang diinput ke dalam sistem Bina Bangda Kemendagri. Seluruh OPD, instansi vertikal seperti Kemenag, hingga BAZNAS diharapkan terlibat aktif dalam menjaga keberlanjutan program penurunan stunting.

“Agar angka stunting bisa ditekan hingga di bawah 10 persen, dibutuhkan koordinasi dan kolaborasi yang kuat antar pemangku kepentingan,” tambah Zaki.

Lebih lanjut, Zaki menjelaskan bahwa terdapat delapan aksi konvergensi yang dijalankan, mulai dari perencanaan dan penganggaran yang tepat, penguatan koordinasi dengan pemerintah desa, hingga edukasi kepada masyarakat untuk mendorong perubahan perilaku hidup sehat.

“Terutama bagi ibu hamil, sejak awal kehamilan hingga masa 1.000 hari pertama kehidupan bayi yang sangat krusial untuk mencegah stunting,” pungkasnya.

(drjt)