Jakarta, intelmedia.co.id – Kegiatan di bidang ekonomi kreatif dan pariwisata berbasis inovasi dan kreativitas memiliki potensi besar untuk menjadi andalan pembangunan ekonomi masa depan, terutama di wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki sumber daya manusia yang mampu mengkonversi ide kreatif menjadi sesuatu yang produktif. Seni pertunjukan tradisional seperti tarian, musik, teater, ritual adat, dan pencak silat, dapat dikemas menjadi “performing arts” yang kompetitif di ranah ekonomi kreatif.
Seiring dengan pengakuan UNESCO pada 2019 terhadap pencak silat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) dunia, momentum ini seharusnya menjadi pendorong untuk mengangkat citra pencak silat dari budaya marginal ke budaya arus utama. Untuk itu, aksi pelestarian yang berkelanjutan sangat diperlukan. Hal ini juga menjadi mandat dari 195 negara anggota UNESCO.
Komite Pencak Silat Tradisi Indonesia (KPSTI) memulai aksi pelestariannya dengan beraudiensi dengan berbagai pihak penting, termasuk Dr. H. A. Fikri Faqih (Wakil Ketua Komisi X DPR RI), Bapak Pencak Silat Dunia Mayjen Purn. Dr. (H.C.) H.Eddie M. Nalapraya, Ditjenbud Kemendikbudristekdikti, dan PB. IPSI. Audiensi ini diadakan untuk mendapatkan dukungan dan sinergi dalam pelestarian pencak silat.
Pada kesempatan audiensi dengan Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, S.Sos, M.M, di Gedung Sapta Pesona pada 15 Juli 2024, Deputi Hariyanto menyatakan dukungannya terhadap program pelestarian pencak silat pasca pengakuan UNESCO. Program ini dianggap sejalan dengan tugas pokok dan fungsi Kemenparekraf, khususnya dalam pengembangan destinasi wisata dan kota kreatif.
> “Kesempatan dan harapan pencak silat tradisi pasca diakui UNESCO tentu akan mendapatkan ruang apresiasi dan dukungan dari Kemenparekraf,” ujar Deputi Hariyanto.
Pertemuan ini dihadiri oleh Direktur Infrastruktur Ekraf Oneng Setya Harini dan beberapa stafnya, serta anggota KPSTI termasuk Ketua Umum Nur Ali, Wkl. Ketum Bid. Teknis dan Program Dwi Wahyoko, Wkl. Ketum Bid. Organisasi dan Hublu Rismanto, Wkl. Ketum Riset/Data Yoesron Syarief, Dewan Pakar Datuk Edwel, Bendahara Umum Maidani, dan Sekjen Wahdat MY. Hariyanto mengajak KPSTI untuk bekerjasama dalam pelestarian pencak silat dan pembangunan pariwisata berkelanjutan.
Pada penutup pertemuan, Ketua Umum KPSTI Dr. Nur Ali, MPd, menekankan pentingnya edukasi dan kolaborasi dalam audiensi ini. Dengan dukungan dari Deputi Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, diharapkan Indonesia dapat menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 dan memperkenalkan pencak silat sebagai cabang olahraga resmi.
> “Semoga Indonesia terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 dan pencak silat dapat dipertandingkan sebagai cabang olahraga resmi,” harap Dr. Nur Ali.
(Asep Dedi)